Nanta, Hidangan Musik dari Dapur

Dapur sejatinya adalah tempat membuat makanan. Namun, berbagai peranti masak serta kegiatan masak itu sendiri ternyata dapat dikemas menjadi pertunjukan musik yang spektakuler. Pertunjukan Nanta di Korea menjadi bukti bahwa kreativitas dapat bermula dari mana saja—termasuk dari dapur yang kotor.

Katanya, musik adalah bahasa universal. Maka, Nanta juga pertunjukan yang universal, karena dapat dinikmati semua orang, tanpa terkendala bahasa atau budaya. Pertunjukan musik non-verbal ini diadopsi dari pertunjukan perkusi tradisional Korea, Samullori. Karakter utamanya adalah para koki, latar belakangnya adalah dapur. Nanta menyulap aneka peranti masak seperti pisau, sendok, garpu, panci, kuali, hingga gentong menjadi peralatan musik. Belum lagi, adegan-adegan tertentu menampilkan ketrampilan akrobatik para pemain.

Nanta berkisah tentang suasana sebuah dapur yang berisi sejumlah koki jempolan namun diurus seorang manajer yang kurang becus. Suatu ketika, si manajer membawa keponakannya agar dapat belajar. Bertepatan dengan itu, tugas berat menanti para koki, yaitu mempersiapkan hidangan untuk resepsi pernikahan yang harus selesai tepat pukul enam. Waktu yang tersedia hanya satu jam. Bagaimana para koki dapat menyelesaikan tugasnya?

Yang terjadi selanjutnya adalah para koki mengeluarkan segenap kemampuan terbaiknya untuk mempersiapkan empat jenis hidangan. Penonton disuguhi atraksi kepiawaian para koki merajang sayuran dalam hitungan detik, atau menyaksikan kobaran api di atas penggorengan yang melayang kian-kemari. Semua ditingkahi kombinasi ritmis musik tradisional Korea dan musik modern.

Di tengah-tengah kesibukan tersebut, terjadi berbagai hal menarik. Misalnya saja keponakan si manajer menjadi bulan-bulanan dan dipelonco oleh koki senior. Atau, para koki laki-laki berusaha merebut hati satu-satunya koki perempuan, dan masih banyak lagi adegan-adegan tak lazim penuh kekonyolan yang sejatinya mustahil terjadi di sebuah dapur.

Yang membuat Nanta menarik, penonton diajak untuk terlibat. Misalnya saja mencicipi masakan yang telah jadi. Atau, turut serta membuat kue bundar. Sepanjang pertunjukan penonton dibuat tergelak atau berdecak kagum.

Berkat keunikannya, pertunjukan yang dimulai sejak Oktober 1997 ini telah menarik banyak sekali penonton serta meraih penghargaan dan pengakuan internasional. Organisasi pariwisata Korea menempatkan Nanta sebagai satu dari 10 hal yang wajib dilihat di Kota Seoul.

foto: courtesy of korean-city.blogspot.com

Tinggalkan komentar