Pemutar Musik Terbaik di Android

Sebagai penggemar musik, beberapa orang pernah bertanya, aplikasi apa yang saya pakai di Android. Ya, aplikasi ini memang penting buat saya. Dan, setelah menjajal sejumlah aplikasi, menurut saya ada tiga yang layak menjadi pilihan utama, yaitu Poweramp, musiXmatch, dan double Twist. Masing-masing memiliki keunggulannya tersendiri.

Kualitas reproduksi suara sangat penting bagi kuping penikmat musik. Namun, saya bukan seorang audiophile yang mengejar kualitas at any cost. Patokan saya adalah the best at reasonable cost. Oke, jadi saya masih mau merogoh kantong asalkan ada penambahan kualitas yang signifikan.

Dulu, saya berasumsi bahwa kualitas suara yang dihasilkan sangat tergantung pada headset atau earphones yang digunakan. Masuk akal, soalnya benda inilah yang mengeluarkan suara untuk kemudian didengarkan oleh kuping. Maka, mengikuti asumsi ini, jalan satu-satunya mendapatkan kualitas suara terbaik adalah membeli earphones sekelas Sennheiser yang kualitasnya sudah terjamin.

Sebelum sempat mengeksekusi hal itu, kebetulan saya membaca tentang Poweramp. Aplikasi ini sering disebut-sebut sebagai yang terbaik karena kualitas suaranya paling oke. Baiklah, nggak ada salahnya dicoba, meski ekspektasi saya tidak terlalu tinggi. Soalnya, berulang kali ganti ponsel (kelas smartphone) dan menggunakan sejumlah earphones, kesimpulan sementara adalah secanggih apa pun ponselnya tetap aja suaranya hancur kalau earphonesnya hancur. Sebaliknya, ponsel standar suaranya bisa oke kalau earphonesnya oke.

Ternyata Poweramp benar-benar di luar dugaan. Saya hanya menggunakan earphones standar merek Sony. Selama ini reproduksi suaranya so-so saja. Nggak jelek-jelek amat, tapi bagus juga nggak. Kalau ketemu aplikasi pemutar musik yang memiliki equalizer dan equalizernya dibikin bas pol, biasanya suaranya pecah karena mungkin tidak dirancang untuk responsif terhadap nada-nada bawah. Ajaib, ternyata menggunakan Poweramp, suaranya masih bulat dan mantap. Luar biasa.

Mungkin perlu saya jelaskan sedikit. Saya ini penggemar musik metal, khususnya thrashmetal. Salah satu karakter khas thrashmetal adalah penggunaan double bas drum yang sangat intens. Kalau mau menjajal suara bas hancur atau tidak, coba saja dengarkan lagu Dyers Eve dari Metallica yang mixingnya memang rada ajaib. Di lagu ini, bas drumnya begitu intens. Kalau pemutar musiknya ecek-ecek, suara bas drum jadi kayak kecrekan 😛 Apalagi di album And Justice for All ini, suara bas Newsted tidak begitu kentara, terdengar mendem, mirip derit ban besar yang melaju di sirkuit balap.

Nah, si Poweramp ini mampu menampilkan suara double bas drum Ulrich dengan bertenaga, berpadu dengan dentuman bas Newsted, tanpa pecah sama sekali. Wow! Ini baru pakai earphones standar, bagaimana kalau pakai earphones Sennheiser…

Tapi, saya amati, volume suara yang dikeluarkan Poweramp sedikit berkurang dibandingkan aplikasi lain. Apa barangkali dikonversi jadi tenaga untuk menggeber suara-suara bas ya barangkali 🙂 Buat saya nggak terlalu masalah, toh range volumenya masih nyaman di kuping dan saya nggak bakalan memutar volume hingga maksimal. Emangnya mau budeg?

Hal lain yang menyenangkan, equalizer Poweramp menawarkan pengaturan yang sangat kaya dan detail. Jadi bisa benar-benar diatur sesuai selera. Meski berbayar, harga yang cuma Rp 12.000 jelas sangat murah untuk kualitas suara seperti ini. So far, dari sisi kualitas suara, Poweramp ini juaranya.

Sampul

Ada pengalaman yang berbeda ketika mendengarkan musik pada peranti digital, dibandingkan ketika dulu zaman analog mendengarkan kaset. Salah satu yang menarik perhatian adalah sampul album dan lirik lagu. Sampul album band-band thrashmetal biasanya sangat khas dan tiap band pasti punya logo yang menjadi trade mark.

Nah, kalau beli musik digital secara legal seperti di iTunes Store artwork sampul album mungkin tersedia. Kalau kebetulan ngopi dari temen atau donlot illegal, nggak perlu khawatir juga. Poweramp menawarkan opsi untuk mencari artwork. Atau, kalau misalnya mau bikin kompilasi, kita juga bisa menggunakan gambar buatan sendiri.

Gimana kalau lirik? Nah, ini dia. Di sisi ini musiXmatch jawaranya. Aplikasi ini dapat mengunduh lirik lagu dan menampilkannya sesuai dengan yang sedang diputar. Ya, kayak karaoke gitu deh jatuhnya. Ada dua pilihan menampilkan lirik. Yang pertama baris-per-baris, seperti karaoke. Yang kedua, langsung ditampilkan utuh. Kayaknya musiXmatch ini dirancang untuk mereka yang ingin mendengarkan musik sambil nyanyi.

Memang, tidak semua lagu tersedia liriknya. Kalau lagu-lagu top 40 sih pasti ada. Pengalaman saya, untuk semua album Luca Turilli, gitaris symphonic metal dari Italia, tidak ada liriknya. Tapi, tidak perlu khawatir juga sebenarnya, karena ada opsi untuk menambahkan lirik secara manual. Hanya saja, kelihatannya penggunaan lirik oleh musiXmatch ini terikat aturan tertentu. Ada sejumlah kasus di mana lirik tidak muncul dan disebutkan bahwa musiXmatch tidak memiliki hak untuk memunculkan lirik lagu tersebut.

Dari sisi kualitas suara, musiXmatch cukup okelah. Fitur-fitur pengaturan suarannya cukup lengkap, termasuk equalizer dan bass boost. Walau demikian, tetap masih di bawah Poweramp terutama untuk dentuman bas.

Satu lagi fitur menarik yang ditambahkan musiXmatch adalah sharing ke media sosial. Yang ditampilkan adalah sampul album dan baris lirik yang sedang dinyanyikan. Uniknya, kita harus menekan tombol tepat pada saat baris lirik lagu yang ingin dishare sedang dinyanyikan. Ini jadi repot kalau kebetulan bagian tersebut dinyanyikan dengan cepat. Kadang harus dicoba beberapa kali agar pas. Yeah, namanya juga mau eksis ya, usaha dikit dong 😛

Sedikit tambahan soal lirik, musiXmatch menjadi plugins yang dapat diaktifkan pada Poweramp. Jadi, nanti akan muncul layer tersendiri sehingga lirik dapat ditampilkan ketika sedang memutar musik pada Poweramp.

Aplikasi terakhir yang menurut saya cukup layak dimasukkan dalam jajaran ini adalah double Twist. Terus terang, untuk urusan pengaturan suara, dibandingkan dua aplikasi sebelumnya double Twist sangat minim alias standar banget. So, apa yang istimewa dari aplikasi ini?

Yang pertama, pada fitur playlist, sejauh ini cuma aplikasi inilah yang punya playlist “most played”. Hahaha, penting nggak sih? Mungkin nggak, tapi menurutku playlist ini sangat menyenangkan. Saya bisa mengetahui secara akumulatif, lagu apa yang paling sering saya putar. Terkait hal ini, nanti saya cerita tentang kegemaran membuat chart lagu. Ini menarik untuk disimak setelah beberapa waktu. Katanya lagu dapat mencerminkan mood atau suasana hati. Nah, dengan mengetahui lagu yang sedang didengarkan pada periode waktu tertentu, kita dapat mengingat kembali mood atau situasi pada saat lagu itu diputar.

Tentu aku tidak akan memasukkan double Twist ke daftar ini kalau alasannya cuma ini. Fitur lain yang disediakan versi berbayar aplikasi ini adalah Podcasts. Dan imho ini yang membuatnya sangat luar biasa… double Twist menawarkan daftar Podcasts dengan topik yang sangat kaya, mulai dari berita, politik, hingga bisnis dan humor. Cara penggunaannya juga sangat mudah, ya basically tinggal klik dan dengarkan saja. Jika ingin mendengarkannya kemudian, ada juga opsi untuk mengunduh berkas digital podcast tersebut. Mendengar podcast sekarang jadi kebiasaan baruku untuk mengisi kebosanan saat menempuh perjalanan pergi-pulang kantor yang supermacet ke Be**si.

Ada juga aplikasi Magic Radio yang dijadikan fitur pelengkap double Twist. Sayangnya fitur ini berbayar, jadi saya tidak dapat mencobanya. Di situ cuma ada penjelasan, “Magic Radio is like an infinite playlist of music, artists, dan albums you love.” Apakah ini sama kayak Last FM atau SoundCloud, nggak ngerti juga. Mungkin yang pernah menjajal bisa sharing?

Oke, jadi sebagai kesimpulan sederhana, Poweramp, musiXmatch, dan double Twist pantas menjadi pilihan dengan kelebihan masing-masing. Yang mementingkan suara bisa memilih Poweramp; yang butuh lirik lagu gunakan musiXmatch; sedangkan yang butuh fitur-fitur yang lebih beragam, double Twist dapat dijajal. Lain waktu, mungkin aku bisa eksplor lebih dalam tiap-tiap aplikasi.